Presiden terpilih Prabowo Subianto dan wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka akan resmi diambil sumpahnya pada tanggal 20 Oktober 2024. Mereka akan menggantikan posisi Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin yang masa jabatannya akan berakhir.
Menurut Pasal 428 ayat (1) UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, presiden dan wakil presiden terpilih diwajibkan untuk mengucapkan sumpah atau janji di hadapan sidang paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat pada saat berakhirnya masa jabatan presiden dan wakil presiden yang sedang menjabat. Pasal tersebut menyebutkan, "Presiden dan wakil presiden terpilih harus bersumpah menurut agama mereka, atau berjanji dengan sungguh-sungguh di hadapan sidang paripurna MPR pada saat berakhirnya masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden."
Lalu, apa alasan di balik pelantikan Prabowo-Gibran pada tanggal 20 Oktober?
Sekretaris Jenderal Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP), Kaka Suminta, menjelaskan bahwa Undang-Undang Dasar 1945 hanya menetapkan masa jabatan presiden dan wakil presiden selama lima tahun tanpa menentukan tanggal khusus untuk pelantikan. Namun, tradisi pelantikan presiden dan wakil presiden pada tanggal 20 Oktober dimulai dengan pelantikan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Megawati Soekarnoputri pada tahun 1999. Setelah Gus Dur mengundurkan diri, Megawati dilantik pada 23 Juli 2001 sebagai presiden kelima Indonesia dan menyelesaikan sisa masa jabatan Gus Dur hingga 20 Oktober 2004.
Kaka menjelaskan bahwa tanggal 20 Oktober kemudian menjadi simbol peralihan kekuasaan, dengan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla dilantik pada tanggal tersebut pada tahun 2004. "Tanggal ini dijadikan patokan sebagai tanda peralihan kekuasaan tanpa adanya kekosongan di tingkat eksekutif," katanya.
Hasil rekapitulasi KPU menunjukkan bahwa pasangan Prabowo-Gibran memperoleh 96.214.691 suara atau 58,59 persen dalam Pilpres 2024, mengalahkan pesaingnya, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar yang meraih 40.971.906 suara atau 24,95 persen, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md yang mendapatkan 27.040.878 suara atau 16,47 persen.
Latar Belakang Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka: Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Indonesia yang Akan Dilantik pada 20 Oktober
Latar Belakang Pribadi dan Pendidikan
Prabowo Subianto,lahir pada 17 Oktober 1951,merupakan sosok yang sudah lama dikenal dalam dunia politik dan militer Indonesia. Ia adalah anak kedua dari enam bersaudara yang lahir dalam keluarga berpengaruh. Ayahnya,Soemitro Djojohadikoesoemo,adalah seorang ekonom terkemuka yang pernah menjadi Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia. Ibunya, Dora Sigar,adalah seorang sosialita yang aktif dalam kegiatan sosial.
Prabowo menyelesaikan pendidikan militernya di Akademi Militer Nasional pada tahun 1974 dan kemudian melanjutkan studinya di luar negeri. Pada tahun 1989, ia meraih gelar Master of Business Administration (MBA) dari Harvard Business School. Pendidikan ini memberikan dasar yang kuat dalam manajemen dan strategi, yang kelak membantunya dalam karir politiknya.
Karir Militer dan Politik
Prabowo memulai karir militernya di Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI),di mana ia mendapatkan berbagai posisi penting. Ia dikenal sebagai sosok yang berani dan terampil dalam operasi militer,termasuk dalam operasi militer di Timor Timur dan Papua. Kepiawaiannya dalam strategi militer membuatnya mendapatkan jabatan-jabatan tinggi,termasuk Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad).
Pada tahun 1998,setelah reformasi yang menggulingkan Presiden Soeharto, Prabowo mengalami sejumlah tantangan dalam karir militernya. Ia kemudian memilih untuk memasuki dunia politik dan mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) pada tahun 2008. Melalui partai ini, Prabowo mencalonkan diri dalam pemilihan presiden pada tahun 2009, 2014, dan 2019, meskipun tidak berhasil memenangkan kursi kepresidenan.
Pencalonan dan Kampanye 2024
Pada pemilihan presiden 2024, Prabowo kembali mencalonkan diri dan berhasil memenangkan pemilihan dengan dukungan luas dari berbagai kalangan. Pasangan politiknya, Gibran Rakabuming Raka, adalah putra sulung Presiden Joko Widodo, yang menjadi simbol perubahan dan kontinuitas dalam pemerintahan.
Profil Gibran Rakabuming Raka
Gibran Rakabuming Raka dilahirkan di Surakarta, Jawa Tengah, pada 1 Oktober 1987. Ia adalah anak pertama dari Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana. Gibran menempuh pendidikan dasar dan menengah di Surakarta sebelum melanjutkan studi ke luar negeri. Ia meraih gelar sarjana di bidang Business Administration dari The Ohio State University, Amerika Serikat.
Gibran dikenal sebagai sosok yang memiliki latar belakang bisnis yang kuat. Sebelum terjun ke dunia politik, ia mengelola sejumlah usaha di bidang kuliner dan perdagangan, termasuk membuka berbagai restoran yang sukses. Pengalaman bisnis ini memberikan Gibran keterampilan dalam manajemen dan strategi yang kemudian ia aplikasikan dalam karir politiknya.
Karir Politik
Gibran mulai dikenal publik ketika mencalonkan diri sebagai Wali Kota Solo pada tahun 2020. Meskipun baru pertama kali terjun ke politik, Gibran berhasil memenangkan pemilihan tersebut dengan dukungan masyarakat Solo yang luas. Selama masa jabatannya, ia fokus pada pembangunan infrastruktur dan pengembangan ekonomi lokal.
Pencalonan sebagai Wakil Presiden
Keputusan untuk mencalonkan Gibran sebagai wakil presiden bersama Prabowo Subianto dalam pemilihan 2024 merupakan langkah strategis yang bertujuan untuk menyatukan.
pengalaman politik dan keterampilan manajerial. Gibran membawa perspektif segar dan inovatif, sementara Prabowo memberikan pengalaman politik dan militer yang mendalam. Kombinasi ini diharapkan dapat menciptakan pemerintahan yang solid dan efektif.
Makna Tanggal 20 Oktober
Tanggal 20 Oktober memiliki makna historis yang penting dalam politik Indonesia. Pada tanggal ini, pada tahun 1999, Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Megawati Soekarnoputri dilantik sebagai presiden dan wakil presiden. Meskipun Gus Dur kemudian mengundurkan diri dan digantikan oleh Megawati pada tahun 2001, tanggal ini tetap dianggap simbolik dalam konteks peralihan kepemimpinan.
Kemudian, pada 20 Oktober 2004, Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla dilantik, melanjutkan tradisi pelantikan pada tanggal yang sama. Pemilihan tanggal ini diharapkan dapat memberikan kontinuitas dan stabilitas dalam pemerintahan, serta mencerminkan komitmen terhadap tradisi demokrasi dan peralihan kekuasaan yang tertib.
Persiapan untuk pelantikan Prabowo dan Gibran pada 20 Oktober 2024 melibatkan berbagai aspek logistik dan administratif. Sidang paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) akan menjadi tempat di mana kedua calon presiden dan wakil presiden akan mengucapkan sumpah jabatan mereka. Acara ini dirancang untuk memastikan transisi kekuasaan berjalan lancar dan tanpa kendala, dengan tujuan utama menjaga stabilitas politik dan memastikan kelancaran pemerintahan.
Harapan dari Rakyat
Dengan pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, masyarakat Indonesia berharap akan adanya perubahan positif dalam pemerintahan. Prabowo, dengan latar belakang militer dan politiknya, diharapkan dapat membawa kebijakan yang tegas dan efektif dalam mengatasi berbagai tantangan nasional. Sementara itu, Gibran, sebagai figur muda yang berpengalaman dalam bisnis dan pemerintahan lokal, diharapkan dapat memperkenalkan ide-ide segar dan inovatif dalam kebijakan publik.